Ketika Cinta Bertasbih...


Salam,
 
Kata-kata yang sempat saya ambil dari Buku "Ketika Cinta Bertasbih" sekadar berkongsi dengan kalian. Semoga kata-katanya menjadi pembangun jiwa kalian.
 
Bab: Reser Cinta Ibnu Athaillah
M/S : 337
 
Beliau mengatakan:
la yukhriju asy syahwata illa khaufun muz'ijun aw syauqun muqliqun! Artinya tidak ada yang bisa mengusir syahwat atau kecintaan pada kesenangnn duniawi selain rasa takut kepada Allah yang menggetarkan hati, atau rasa rindu kepada Allah yang membuat hati merana!
Sesungguhnya rasa cinta itu cukup sukar dikeluarkan dalam hati manusia. Kecuali dalam 2 keadaan
Pertama
, rasa cinta kepada Allah yang luar biasa yang menggetarkan hatimu. Sehingga ketika yang ada di hatimu adalah Allah, yang lain dengan sendirinya menjadi kecil dan terusir. Kedua, rasa rindu kepada Allah yang dahsyat sampai hatimu merasa merana. Jika kau merasa merana karena rindu kepada Allah, kau tidak mungkin merana karena rindu pada yang lain. Jika kau sudah sibuk memikirkan Allah, kau tidak akan sibuk memikirkan yang lain.

BAB: Bintang yang bersinar terang
m/s 269

Kaidahnya begini Kak: Al Itsar bil qurbi makruuhun wa fi ghairiha mahbuubun! Di sini tidak ada penjelasan dan contohnyasama sekali Kak. Saya belum benar-benar paham."

"Kaidah itu artinya, itsar, mengutamakan orang lain, dalam hal mendekatkan diri kepada Allah, atau mengutamakanorang lain dalam beribadah, itu hukumnya makruh. Adapun meng-utamakan orang lain pada selain ibadah itu dianjurkan. Dalam ibadah yang dianjurkan dan disunahkan adalah berlomba- lomba mendapatkan yang paling afdal. Mendapatkan pahala yang paling banyak. Maka mengutamakan orang lain sangat tidak dianjurkan alias makruh.

"Contohnya, jika seseorang memiliki air yang hanya cukup buat berwudhu untuk dirinya saja, maka ia tidak boleh memberikan air itu pada orang lain, agar orang lain bisa berwudhu
sementara ia tayammum. Yang disunahkan adalah dia menggunakan air itu untuk berwudhu biarkan orang lain tayammun. Kecuali jika ada orang lain yang membutuhkan
untuk minum karena kehausan, maka ia sebaiknya memberikan air itu padanya dan ia bisa bersuci dengan tayammum.

"Contoh lain, jika seorang Muslimah memiliki satu mukena. Lalu datang waktu shalat. Ia tidak diperbolehkan mempersilakanorang lain shalat dulu menggunakan mukenanya dan
ia menunggu setelah orang-orang selesai menggunakan mukenanya. Yang benar adalah ia harus segera shalat sebelum yanglain. Ia harus mengutamakan dirinya. Sebab shalat di awal waktu itu lebih baik. Baru setelah ia shalat ia bisa meminjamkan pada orang lain. Dalam ibadah sekali lagi dimakruhkan mengutamakan orang lain. Begitu maksud

Maaf Kak saya mau tanya. Kalau misalnya. Sekali lagi ini misalnya lho Kak. Misalnya ada seorang gadis Muslimah,dilamar oleh seorang pemuda yang sangat baik. Baik agamanya, akhlaknya, prestasinya, juga wajahnya. Lalu ia mengalah, mengutamakan saudarinya yang menurutnya lebih baik darinya dan lebih pantas menikah dengan pemuda Muslim tadi. Apa ini termasuk makruh Kak?"

Anna menatap kedua mata Mala. Sebuah pertanyaan yang membuatnya tersenyum sekaligus kagum akan kreativitas gadis dari Aceh ini. Bukankah pertanyaan yang baik adalah separo dari ilmu? "Menurutmu menikah itu ibadah nggak Dik?" tanya
Anna. "Ibadah Kak. Bukankah menikah itu menyempurnakan separo agama?"
"Jadi jelas kan jawabannya. Aku pribadi kalau menemukan pemuda yang baik, yang menurutku sungguh baik dan ada yang menjodohkan aku dengannya ya aku akan mengutamakan diriku dulu. Tidak akan aku tawarkan pada akhwat lain. Menikah kan ibadah. Cepat-cepat menikah kan juga bagian dari berlomba-lomba dalam kebaikan. Kalau aku itsar, mengutamakan akhwat lain, berarti aku akan kalah cepat. Akhwat
itu akan menikah duluan, dapat jodoh duluan dan aku belum. Jadi tertunda. Dan, tambah lagi belum tentu aku akan dapat jodoh yang lebihbaik dari itu. Meskipun jodoh ada yang
mengaturnya yaitu Allah. Tapi kita kan harus ikhtiar. Di antara bentuk ikhtiar, ya, ketika menemukan

Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Melayu kerja Gomen?

Kullu Man Fil Kauni

Qasidah: Ayyuhal Mushtaq/Ya Ilahal Kawni